Sragen|HarianWAWASAN- Kabar makin santer terkait dugaan maraknya ulah para oknum mafia BBM jenis solar bersubsidi, pada akhirnya beredar kabar hingga mencuat di publik dan menjadi sorotan berbagai pihak. Dimana berbagai informasi dimasyarakat bahwa menyentil beberapa titik lokasi salah satunya SPBU 44.572.18 Jatisomo, Sambungmacan, Sragen, Jawa Tengah yang setiap hari buat transaksi mafia solar subsidi.
Sementara itu tim Advokat PT. Berita Istana Negara tetap bersikukuh akan melaporkan pihak SPBU 44.572.18 dan pengangsu di Jatisomo Sambungmacan Sragen,pihak pom dan pengangsu sudah menemui penasehat hukum BIN ke rumah pimpinan redaksi Istana Negara di Jln. Bendronggeni Celep Kedawung Sragen untuk meminta take down pemberitaan.Tapi PH BIN tetap bersikukuh meneruskan kasus ini sesuai dengan jalur hukum yang benar apa bila ditemukan unsur tindak pidana atas indikasi penyelewengan solar subsidi di SPBU tersebut.Karena adanya penyelewengan BBM subsidi sangat merugikan masyarakat kecil yang berhak menerimanya."Kami akan tetap proses hukum pihak-pihak yang terindikasi terlibat dalam dugaan penyelewengan BBM subsidi ini. Bahkan pihak yang menerima BBM tidak sesuai peruntukannya juga akan kami proses."ujar Minarno.
Lebih Minarno menegaskan,Subsidi merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam menyediakan barang/jasa publik yang tujuannya untuk memenuhi kesejahteraan masyarakatnya secara luas. Termasuk salah satu sektor yang sampai saat ini ada subsidi pemerintah adalah Bahan Bakar Minyak (BBM). Terlepas dari segala dilema pemberlakuannya yang kadang dianggap tidak tepat sasaran namun kebijakan tersebut disambut baik oleh masyarakat di Indonesia karena dengan adanya subsidi maka menjadikannya "lebih murah".
Perkara barang murah tentu jadi yang paling dicari semua kalangan walau peruntukkan untuk masyarakat menengah ke bawah. Adanya subsidi maka barang tersebut menjadi "rebutan" tidak saja untuk mereka yang dianggap miskin. Di sinilah kemudian memantik permasalahan pendistribusian yang diduga tidak tepat sasaran, ditambah lagi masih sering terdengar keluhan masyarakat yang merasa belum bisa menikmati kebijakan subsidi BBM karena ketersediannya yang terbatas. Maka perlu dilakukan pengawasan secara komperehensif dan berkelanjutan (sustainable) oleh stakeholeder terkait baik itu oleh pengawas internal maupun eksternal. Sebab pengawasan menjadi salah satu kunci untuk meminimalisir penyalahgunaan BBM bersubsidi,(Rabu 26 Juli 2023).
Namun Saksi mata soal kasak kusuk adanya aksi mafia BBM solar makin menguat, dari keterangan berbagai sumber,konon di area yang masuk wilayah Sragen timur bagian timur ini setiap hari buat transaksi mafia solar subsidi, oknum mafia solar subsidi yang setiap hari ngangsu ini mengaku wartawan yang berinisial (EK), tapi itu wartawan beneran apa tidak kita tidak tau, kalau memang dia wartawan beneran seharusnya tidak mungkin melakukan hal yang dilarang, mungkin dia hanya mengaku sebagai wartawan hanya untuk menakut nakuti saja supaya mendapatkan jatah atau diperbolehkan ngangsu di SPBU tersebut, seharusnya pihak pom mengecek legalitas oknum yang mengaku wartawan,media apa, organisasinya apa, sudah terdaftar di kominfo belum,jelasnya kepada tim Istana Negara.
Informasi yang dihimpun, banyak warga masyarakat resah dengan adanya aktifitas berbagai jenis armada salah satunya mobil book warna putih dengan nopol yang selalu gonta ganti dan truk yang diduga mengangsu dan melansir BBM jenis solar bersubsidi dalam jumlah yang banyak selama ini, dugaan kuat para pengemudi aktifitas di SPBU tersebut sedang transaksi mengangsu secara ritel.
Terkait stok Bahan Bakar Minyak (BBM) SPBU jenis solar beberapa titik wilayah di Sragen,banyak dikeluhkan oleh masyarakat karena sering cepat habis. Disaat warga membutuhkan untuk pertanian, pihak SPBU mengaku BBM habis. Padahal baru saja mobil tangki Pertamina berisi ribuan liter datang memasok di SPBU tersebut.
Pada akhirnya, dugaan kuat adanya ulah oknum nakal dibeberapa SPBU yaitu terkait praktik ilegal yang dilakukan oleh beberapa armada juga truk baik mengangsu atau melangsir ribuan liter jenis solar.
Tak cukup itu saja, armada-armada itu juga kerap mengisi bahan bakar dari SPBU satu ke SPBU lainya dengan ciri ciri variatif, baik ada yang ditutup terpal hingga jenis box dimodif.
Beberapa waktu lalu tim lapangan sempat mengaku penasaran dan iseng-iseng mencoba membuka isi dalam bak truk tersebut. Dan didapati ada 2 hingga 3 kempu atau tandon berukuran besar dengan kapasitas 1000 liter untuk menampung solar yang berasal dari tangki utama. Disamping itu juga adanya alat pompa yang dimodifikasi dari tangki utama ke bak penampungan yang lain disebelahnya.
Data pun didapat awak media dengan dibantu beberapa narasumber dan juga sempat menvideo transaksi mereka dari SPBU satu ke SPBU lainnya. Aksi beberapa oknum yang diduga para mafia BBM Solar ternyata tidak hanya satu truk yang dioperasikan dengan modus sama, tetapi ada lima unit mengantri. Empat truk yang telah dimodifikasi baknya, dan satu unit truk box.
Kemudian keluh kesah juga dirasakan warga masyarakat Sragen "Mungkin penyebabnya truk itulah, mobil kami jadi kesulitan untuk mendapatkan bahan bakar pertalite. Katanya stok di SPBU gak bisa memenuhi ditambah harus menunjukkan barcode," ungkapnya.
Salah satu narasumber lain, warga masyarakat setempat inisial, A, (38) saat dijumpai awak media jugan mengatakan jika dia bersama rekan lainnya juga kerap melihat mobil book dan truk serupa mengisi BBM di SPBU 44.572.18.
Dari data informasi dan pantauan di lapangan, diduga pembawa armada sampai truk menggangu solar hingga sampai full tank atau ribuan liter. Padahal, secara umum ada yang hanya bisa membeli maksimal Rp300 ribu rupiah saja, tetapi truk yang diduga melangsir BBM itu dengan leluasa mengisi BBM bolak balik.
Bahkan untuk pengisian bisa sampai 30 menit lamanya, kemudian sampai bolak-balik beberapa kali mengisi akan tetapi tak ada teguran dari petugas SPBU sekalipun seperti sudah terkoordinir antara pihak terduga pelaku dengan pihak SPBU.
Atas dasar temuan itu, perihal yang membuat keluhan dan kecemburuan sosial warga terjadi ketika disaat hanya membutuhkan cuma 5 liter untuk kebutuhan pertanian saja, tapi malah ditanyai dan diminta sejumlah surat keterangan oleh petugas SPBU.
" Bahkan waktu solar agak sulit dulu, truk tersebut bisa isi full tank terkesan dibebaskan, padahal yang lain gak bisa. Ada sempat truk lain yang protes ke petugas SPBU, tapi petugas bilang kalau sopir truk yang diduga langsir BBM itu kenalan bos SPBU situ," ucapnya.
Pada dasarnya para warga sempat melihat sendiri transaksi tersebut, namun warga tak berani protes karena sadar diri hanya warga biasa. Keresahan warga pun terjadi. Para warga pun sampai banyak hafal ciri-ciri sopir hingga jenis armadanya. Meski armada ataupun truk bergonta ganti warna, bisa dipastikan truk yang dibawa pasti yang memiliki bak belakang yang ditutup terpal sampai batas atas sisi kanan kiri dan belakang.
"Ya jelas kami merasa kecewa dan masyarakat tentunya dirugikan. Untuk membeli sedikit ke SPBU saja harus mengurus surat-surat dari desa agar dapat jatah solar untuk pertanian. Saya emosi sebenarnya, namun bagaimana lagi. Sebenarnya itu tugas aparat penegak hukum untuk menindak," kesalnya.
Perlu diketahui, aksi mereka saat mengisi solar biasanya menunggu situasi aman dan sepi. Terkadang pagi, siang, hingga sore hari. Kemudian setelah terisi solar penuh dilansir nya ke suatu tempat penampungan di salah satu kawasan,(Tim).
Bersambung!!