Semarang|HarianWAWASAN- Tuti N Roosdiono hadir di kegiatan sosialisasi program Percepatan Penurunan angka STUNTING yang dilakukan atas kerjasama kami selaku Anggota Komisi IX DPR RI dengan mitra kerja kami yaitu BKKBN di Kota Semarang, Rabu (19/10/2023).
Salah satu program kerja kami di Komisi IX DPR RI untuk keluarga Indonesia adalah bagaimana kami dapat bersinergi dengan BKKBN untuk penguatan program penurunan stunting yang di targetkan secara nasional menjadi 14 persen pada tahun 2024. Pada tahun 2022 angka prevalensi stunting dari data Badan Pusat Statistik di Jawa Tengah masih mencapai 21,6% dan ini merupakan angka yang tergolong tinggi.
Tuti N Roosdiono yang merupakan anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan dapil Jateng 1 tersebut mengatakan stunting perlu menjadi perhatian bersama yang harus melibatkan lintas sektor dan dukungan secara penuh dari masyarakat, karena anak yg stunting perkembangan kecerdasannya tidak bisa optimal sampai ia nanti dewasa.
Tugas prioritas BKKBN utamanya adalah menurunkan angka stunting sehingga program pembangunan keluarga dalam berbagai dimensinya sangatlah penting. Misalnya, dari usia perkawinan, perencanaan sebelum perkawinan, dari segi ekonomi, edukasi, mental, fisik dan lainnya.
"Jadi bapak, ibu, jagalah asupan gizi, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Tingkatkan perhatian kita terhadap kesehatan ibu hamil dan bayi serta Balita", tambah Tuti.
Sementara itu Yasri Yatiningsih Selaku Perwakilan BKKBN Jawa Tengah mengajak semua hadirin untuk memahami apa itu Stunting, cara pencegahan dan cara mengatasi anak yang teri dikasi Stunting. Dengan paham apa itu stunting masyarakat akan tau cara pencegahan nya dan mengetahui apa aja sebab- sebab stunting.
"Mari kita pahami apa itu stunting, dan mari bersama sama berperan aktif dalam pencegahan Stunting" jelasnya.(Tri)