Laporan : Andy
Salatiga|HarianWAWASAN– Sejumlah proyek pembangunan fisik yang masuk kategori menonjol di wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang pada Desember 2024 lalu mulai memasuki masa Provisional Hand Over (PHO) atau serah terima kepada pemerintah daerah setempat.
Salah satu proyek yang mencuri perhatian adalah pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kecamatan Tingkir, Salatiga. Proyek ini menelan anggaran sebesar Rp 4,25 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024.
Namun, berdasarkan pantauan wartawan kami pada Kamis (2/1/2025) hingga Jumat (3/1/2025), proyek tersebut dinilai belum sesuai spesifikasi dan bahkan belum rampung, meskipun serah terima sudah dilakukan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Salatiga.
Salah satu temuan di lapangan adalah kualitas pengembalian aspal di area proyek yang tidak sesuai standar. Seharusnya, galian bekas pemasangan pipa ditutup kembali dengan aspal murni. Namun kenyataannya, penutupan dilakukan dengan campuran aspal dan pasir yang dinilai kurang kokoh dan berisiko cepat rusak.
Selain itu, hingga Jumat (3/1/2025), aktivitas pekerja proyek masih terlihat di lokasi bak penampungan dan ruang pompa air di Jalan Senoyo, Kadipurwo, tepat di komplek pemakaman kawasan Pabrik Pamot . Padahal, fasilitas tersebut sedianya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pelanggan PDAM di wilayah Tingkir Tengah dan sekitarnya.
“Setahu saya, proyek ini seharusnya sudah selesai dan diserahterimakan dalam kondisi siap pakai. Tapi kenyataannya, bak penampungan air belum bisa diisi, dan air juga belum bisa dialirkan,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga yang tinggal di RT 02 RW 06, Tingkir Tengah, juga mengeluhkan kualitas pekerjaan penutupan galian pipa yang dianggap asal-asalan.
“Penutupan galian bekas sambungan pipa terlihat tidak rapi. Selain itu, aspal yang digunakan untuk menutup jalan tidak sesuai. Harusnya menggunakan aspal murni, tetapi yang digunakan ini hanya semacam campuran aspal dengan pasir,” tambahnya.
Proyek ini diharapkan segera diselesaikan dengan baik agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Hingga berita ini ditulis, pihak kontraktor dan DPUPR Kota Salatiga belum memberikan tanggapan resmi terkait temuan di lapangan.(*)